Jumat, 04 April 2008

Renungan dari Jaluludin Rumi

Maulana Jalaluddin Ar-Rumi

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;

karena Tuhan, dengan rahmat-Nya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah
menjadi sembilan puluh sembilan saja.

Begitulah caranya!
Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!

Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu.”

Senin, 31 Maret 2008

Kongres PMII ke 16 dan Proses Demokratisasi Kader

Salam Pergerakan,

Kronolos Introduction
Hiruk pikuk dan berbagai intrik yang menyertai ketika kongres ke 16 PMII di batam berakhir sudah dengan terpilihnya Sahabat M Rodli Kaelani dari calon Cabang Menado, secara praksis seharusnya dengan berakhirnya kongres berbagai intrik dan gesekan antar cabang karena perbedaan pilihan haruslah telah selesai. tetapi tidak dengan Cabang yang ada di Sukabumi (PC.PMII Kota Sukabumi dan PC.PMII Kabupaten SUkabumi) perbedaan pilihan ketika kongres seperti membuka luka lama yang dulu pernah menganga dengan ketegangan Senior2 (yang sesungguhnya ketegangan ini terjadi antar Senior Kang Edwin Sumarga dengan kelompok M Jaenudin CS) sungguh teramat di sayangkan energi temen2 PMII harus terkuras dengan berbagai kepentingan dan ketegangan yang diturunkan sampai detik ini.


Setting Politik Kader dan Kepentingan PMII di Kabupaten Sukabumi
PMII Sukabumi berdiri secara struktural pada Tahun 1997 yang di Motori Edwin Sumarga (Kang Edwin) dan terkonsentrasi di STAI Al-Masthuriyyah yang saat itu dilambangkan sebagai representasi NU di Sukabumi, Proses berdiri ini lalu dilanjutkan dengan Konferensi Cabang Pertama yang Menetapkan Kang Edwin sebagai Ketua Umum PC.PMII Sukabumi Priode 1997-1999.
pada Masa ini boleh dibilang PMII hanya berdiri di STAI Sukabumi dengan hampir semua anggota dan Kader PMII adalah Mahasiswa Almast tetapi pada tahun 1998 di bawah kepemimpinan Kang Edwin PMII mulai unjuk kekuatan di kampus-kampus sukabumi dengan meengadakan Mapaba yang diikuti oleh Mahasiswa dari CBI (Citra Buana Indonesia), Polititeknik BBC yang di motori oleh Sahabat Ikhsan dan STIE Penguji yang di motori oleh Sahabat Heri Hermawan dan Arisandi dan STAI Kharisma yang di motori oleh Lutfan Awaludin .Proses Perluasan dan kaderisasi PMII saat itu dengan melibatkan berbagai kampus yang tersebar di Sukabumi membawa implikasi secara psikologis atas ketidak ikhlasan terhadap kader-kader PMII di Almasthuriyyah yang merasa membangun PMII dari awal. sehingga Konferensi Cabang ke dua menempatkan hampir 90 % kepengurusan dari Almast dengan terpilihnya Sahabat Ahmad Fadli (Tigor) sebagai Ketua Umum dan M.Zaenudin sebagai sekretaris umum untuk Priode 1999-2000. Konferensi ini juga bertepatan dengan Pemilu dan PMII mendapat Proyek pemantauan dari JAMPPI dan JPPR inilah sesungguhnya awal mula konflik yang berkepanjangan sehingga yang waktu itu komisarit terdiri dari Komisariat STAI Almasthuriyyah, Komisariat STIE-Penguji, Komisariat STAI Kharisma dan Komisariat Politeknik BBC, berubah menjadi konflik atas ketidak merataan penyertaan relawan dan transfaransi keuangan organisasi sehingga di puncak konflik Komisariat STIE-Penguji yang diketuai oleh Heri Hermawan membubarkan diri dan Komisariat Politeknik BBC pun ikut membubarkan diri dan konflik kepentingan pun meluad yang melibatkan Kang Edwin CS dan Jay CS.

Bersambung ya Cape nulisnya nih

Minggu, 09 Maret 2008

Kenangan di Taman Cibodas

Rintihan untukmu Dinda

Rabbi
Jika cintaku Kau ciptakan untuk dia
tabahkan hatinya
teguhkan imannya
sucikan cintanya
lembutkan rindunya

Rabbi....
Jika hatiku Kau ciptakan untuk dia
penuhi hatinya dengan Kasih-MU
terangi langkahnya dengan Nur-MU
bisikkan kedamaian dalam kegalauan
temani dia dalam kesepian

Rabbi...
kutitipkan cintaku pada-MU untuknya
resapkan rinduku pada rindunya
mekarkan cintaku bersama cintanya
satukan hidupku dan hidupnya
dalam cinta-MU
sebab, sungguh aku mencintainya karena-MU...

- teruntuk yang terkasih -

Rabu, 05 Maret 2008

KURSUS POLITIK PKC.PMII JAWA BARAT 2003

MATERI II

MATERIALISME HISTORIS


Pengantar

Dalam bagian pertama kita telah membahas materialisme dialektis secara rinci sebagai filsafat revolusioner dari kelas buruh; yang menyatakan bahwa dunia dapat dipahami, dan dapat diubah.

Penerapan materialisme dialektis oleh Marx untuk menganalisis sejarah masyarakat dikenal sebagai materialisme historis. Ini menjadi breakthrough bagi proletariat dalam memperlihatkan bagaimana kerumitan sejarah dan masyarakat dapat diblejeti dan dipahami secara ilmiah. Materialisme historis, untuk pertama kalinya meletakkan sejarah masyarakat pada landasan yang benar-benar materialis. Dikatakan bahwa sumber utama dari segala perkembangan sosial adalah kondisi material dari masyarakat, khususnya proses produksi sosial dan hubungan kelas serta pertentangan kelas yang muncul dari proses itu. Materialisme historis juga menjelaskan sumber-sumber perubahan dan kemajuan dalam sejarah manusia, dan juga bahwa perubahan dan kemajuan adalah satu yang tidak terelakkan.

Materialisme historis jelas bertentangan dengan pandangan borjuis tentang sejarah, yang didominasi oleh idealisme dan metafisika. Satu hal yang terus dipertahankan dalam sejarah borjuis adalah pernyataan bahwa ada gagasan-gagasan dan orang-orang besar yang menentukan jalannya sejarah. Pandangan ini melihat gagasan dan orang di luar konteks sosialnya, dan terlebih lagi, di luar hubungan kelasnya. Satu tema lain dari sejarah borjuis adalah bahwa kekejaman dan penyerangan bersifat abadi dan merupakan ciri mendasar dari alam manusia, dan dengan begitu selalu menjadi faktor pendorong dalam sejarah.

Pandangan Marxis tentang sejarah tidak mengecilkan peranan gagasan dan orang dalam membentuk sejarah. Namun, yang dijelaskan olehnya adalah basis material dari gagasan dan kehendak manusia.

Studi materialisme historis begitu penting karena memberikan pemahaman tentang basis material bagi perubahan masyarakat yang revolusioner sifatnya dan dasar-dasar yang membentuk proses itu, kepada kaum revolusioner yang tergerak untuk mengakhiri eksploitasi dan penindasan kelas.

Tuntunan ini akan menguraikan beberapa bagian utama dalam materialisme historis seperti tercantum di bawah ini.

1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial.

2. Pertentangan kelas sangat menentukan dalam gerak sejarah manusia.

3. Masyarakat berkembang maju melalui cara-cara produksi yang berbeda-beda karena kemanusiaan telah memajukan kapasitasnya menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.

4. Proletariat memainkan peran penting dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme.

***

1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial.

Engels menulis tentang sumbangan Marx terhadap sejarah:"Ia menemukan kenyataan yang sederhana... bahwa manusia pertama harus makan dan minum, punya tempat berlindung dan pakaian, sebelum dapat mengembangkan politik, ilmu, agama, dan seni..." --Pidato di sisi makam Karl Marx

Kegiatan manusia yang paling dasar adalah perjuangan mengubah alam untuk mendapat kebutuhan hidupnya --makanan, tempat berlindung, dan pakaian. Yang membedakan manusia dari hewan lainnya adalah kenyataan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan sadar dan melibatkan produksi untuk membangun dan mengubah apa yang disediakan alam ketimbang langsung menikmatinya seperti dilakukan hewan. Dua faktor inilah yang mendorong perkembangan alat-alat yang membantu manusia berhadapan dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih lanjut, produksi adalah proses sosial, di mana manusia harus bergabung untuk menghasilkan dan menukar barang, karena mereka sendiri tidak sanggup memenuhi kebutuhan dengan tindakan-tindakan individual yang terpisah.

2. Kekuatan produksi dan hubungan produksi membentuk cara produksi masyarakat.

Ketika menghasilkan kebutuhan hidup, manusia pertama-tama memasuki hubungan dengan lingkungan alam. Kekuatan produksi adalah elemen-elemen yang digunakan manusia ketika bekerja mengubah alam. Cara lain untuk memahami konsep ini adalah dengan mengacu pada tingkat teknologi suatu masyarakat. Ini termasuk alat-alat dan mesin, tanah dan bahan mentah, serta ilmu dan teknologi. Kerja manusia, tentu saja adalah kekuatan produksi yang sangat penting. Perkembangan sejarah manusia membawa kemajuan kekuatan produksi yang terus menerus. Kapitalisme, khususnya, telah membawa kemajuan-kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi, mesin, bentuk-bentuk tenaga, dan sebagainya yang telah meningkatkan kapasitas produksi manusia.

Hubungan produksi dibentuk oleh kekuatan-kekuatan produksi ini, seperti dijelaskan Marx:

"Dalam produksi sosial, manusia memasuki satu hubungan tertentu yang niscaya sifatnya, yang tidak bergantung pada keinginan mereka. Hubungan ini disebut hubungan produksi yang berhubungan dengan tahap perkembangan kekuatan produksi material tertentu."

Alterations dan kemajuan alat-alat yang dipakai masyarakat untuk berproduksi (kekuatan produksinya) pada akhirnya akan membawa perubahan dalam cara orang-orang bekerjasama dalam produksi (hubungan-hubungan produksi). Karena perubahan dalam teknologi dan ilmu bersifat alamiah dan tidak terelakkan, maka kebutuhan hubungan-hubungan produksi untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan kekuatan produksi menjadi hukum dasar dari sejarah manusia, dan sumber utama dari semua perubahan sosial.

Satu contoh untuk pernyataan ini adalah revolusi industri, di mana penyempurnaan mesin uap, khususnya membawa perubahan-perubahan proses kerja yang berarti dalam masa awal industri, dan berpengaruh besar bagi kondisi kerja dan kondisi hidup proletariat industri.

Kesatuan dari kedua faktor ini --kekuatan dan hubungan produksi --yang menentukan cara produksi masyarakat. Marxisme memandang masyarakat berdasarkan cara produksinya, misalnya feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme, karena cara produksi adalah faktor mendasar bagi terbentuknya seluruh kehidupan masyarakat.

3. Hubungan basis ekonomi masyarakat dengan bangunan politik, budaya dan ideologi

Manusia memasuki hubungan produksi melalui serangkaian lembaga sosial yang gunanya membenarkan, mengatur dan melindungi hubungan-hubungan itu. Karena itu, para produsen kemakmuran sosial juga anggota keluarga, dengan nilai-nilai budaya tertentu, yang bertindak berdasarkan satu perangkat hukum dan sebagainya. Hubungan produksi dalam masyarakat membentuk basis ekonomi bagi masyarakat, dan menjadi dasar bagi superstruktur, atau kehidupan sosial, politik dan ideologi dari masyarakat. "Keseluruhan hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, landasan nyata yang menimbulkan superstruktur hukum dan politik. Landasan ini juga berhubungan dengan bentuk-bentuk kesadaran sosial tertentu. Cara produksi secara umum menentukan proses kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaannya, melainkan sebaliknya keberadaan sosialnya yang menentukan kesadaran." (Marx)

Kunci untuk memahami setiap masyarakat terletak bukan pada politik atau gagasannya, tapi pada watak hubungan produksinya. Dengan mempelajari ini, kita bisa tahu mengapa masyarakat memiliki budaya, struktur keluarga dan sistem politik tertentu. Misal-nya, di Amerika Serikat bukan hal yang aneh bahwa penindasan rasial begitu penting dalam perkembangan hubungan kapitalis (yang dimulai dengan perbudakan) dan membentuk superstruktur rasis --yang terdiri atas gagasan, ketidakadilan, dan penindasan politik yang rasis. Peranan yang paling mendasar dari superstruktur dalam masyarakat kelas adalah untuk membenarkan, melindungi dan melembagakan hubungan kelas dalam masyarakat.

Walaupun basis ekonomi adalah penyebab utama dari perkembangan, tapi ia tidak menjadi satu-satunya penyebab perkembangan sosial. Basis dan superstruktur suatu masyarakat harus diamati bersama-sama; superstruktur muncul dari basis ekonomi yang ada, dan balik bereaksi terhadap hubungan ekonomi. Jadi, kita tidak dapat memahami imperialisme Amerika dan Jepang hanya dengan mengamati kapitalis-kapitalis monopoli dan perusahaan-perusahaan multinasional. Kita juga harus memahami demokrasi borjuis Amerika dan Jepang, peranan militer, media dan sebagainya.

4. Pertentangan kelas sangat menentukan gerak sejarah manusia

Kita sudah memberi tekanan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat, cara kebutuhan material manusia diproduksi itu yang penting untuk memahami masyarakat. Namun, tidak semua anggota masyarakat memainkan peranan yang sama dalam produksi; sejumlah orang melakukan produksi, dan sebagian menikmatinya, tanpa ikut berproduksi. Kelas adalah kelompok orang seperti itu, yang memiliki hubungan yang sama terhadap alat-alat produksi (milik, alat-alat dan mesin) dan memainkan peranan dalam pemisahan kerja secara sosial, atau singkatnya, kondisi ekonomi yang sama. Seperti dijabarkan Lenin:

"Kelas adalah sekelompok besar orang yang berbeda satu sama lain karena tempatnya dalam sistem produksi yang ditentukan secara historis (dalam kebanyakan kasus ditetapkan dan dirumuskan dalam hukum-hukum), posisinya terhadap alat-alat produksi, perananannya dalam organisasi kerja secara sosial, dan karena itu juga ditentukan oleh dimensi-dimensi kemakmuran sosial yang mereka peroleh dan metode mendapatkan bagiannya. Kelas adalah kelompok orang yang memungkinkan kelas yang satu menikmati hasil kerja kelas lain, bergantung pada posisi yang mereka tempati dalam sistem sosial ekonomi tertentu." (Lenin)

Kelas-kelas tidak selalu ada dalam sejarah. Masyarakat manusia pada awalnya tidak memiliki kelas, dan oleh kaum Marxis disebut tahap komunisme primitif.Istilah "primitif" di sini mengacu pada tingkat perkembangan alat-alat dan pengetahuan ilmiah; bukan suatu penilaian terhadap budaya dan cara hidup masyarakat tersebut.

Karena manusia saat itu hanya memiliki alat-alat dan pengetahuan tentang alam yang primitif, kegiatan semua anggota masyarakat masuk ke dalam perjuangan bersama untuk bertahan hidup. Baik kerja masyarakat maupun hasilnya dibagi rata. Tidak ada basis bagi satu kelompok untuk menikmati hasil kerja kelompok lain, tidak ada kelebihan yang dihasilkan.

Masyarakat kelas muncul ketika kekuatan-kekuatan produksi berkembang sampai sebuah titik di mana ada produksi berlebih dari kerja sosial, yang ditimbulkan misalnya oleh perbaikan cara-cara bertani. Begitu ada kelebihan produksi dari yang sebenarnya diperlukan untuk keperluan langsung, muncul basis untuk "waktu senggang", kelas tidak bekerja yang mengambil alih surplus yang diciptakan oleh anggota masyarakat yang lain. Keadaan ini tidak muncul dalam suasana damai, tapi melibatkan penundukan secara paksa maupun melalui cara-cara lain (politik, hukum, agama dan sebagainya) oleh kelas penguasa untuk memperkuat klaimnya atas pemilikan pribadi dan atas kerja dan produk yang dihasilkan kelas pekerja.Hubungan kelas inilah --di mana ada satu kelompok mengambil hasil produksi kelompoj lain --yang kita sebut eksploitasi

Masyarakat kelas mengalami tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda, mulai dari perbudakan kuno, feodalisme dan kapitalisme. Dalam setiap tahap ini, ada dua kelas utama yang berhadapan satu sama lain dalam proses produksi dan semua hubungan sosialnya: dalam perbudakan --budak dan pemilik budak; dalam feodalisme --hamba dan tuan; dalam kapitalisme --proletariat dan borjuis.

Ketika kekuatan produksi terus berkembang sampai titik di mana kebutuhan semua anggota masyarakat telah dapat dipenuhi, maka sudah terbentuk basis material bagi masyarakat untuk maju ke tahap komunisme. Dalam masyarakat komunis kemakmuran sosial diproduksi dan didistribusi secara adil kepada semua. Karena itu, pada tahap ini eksploitasi, penindasan dan kelas sudah lenyap.

Kita bisa lihat bahwa kelas-kelas tidak terletak dalam hubungan yang netral. Dalam hubungan itu, tidak terelakkan suatu hubungan pertentangan karena satu kelas menempati posisi dominan (mengontrol alat-alat produksi dan hidup dari surplus yang dihasilkan kelompok lain) sementara kelas yang lain menempati posisi subordinat. Walaupun kelas-kelas dapat menempati posisi yang sama selama beratus-ratus tahun, selalu ada pertentangan yang terus menerus untuk mengubah hubungan kelas ini.

Marx menulis dalam Manifesto Komunis bahwa, "Sejarah dari semua masyarakat yang ada adalah sejarah pertentangan kelas. Orang bebas dan budak, patrician dan plebeian, tuan dan hamba, pemilik gilda dan pedagang keliling, singkatnya, penindas dan yang ditindas, berada dalam oposisi yang terus menerus, yang membawa sebuah perseteruan yang tak ada putusnya, kadang tertutup, kadang terbuka, satu perseteruan yang selalu berakhir, baik dalam pembentukan kembali masyarakat secara revolusioner, atau kehancuran bersama dari kelas-kelas yang bertentangan."

Jelas, kelas penguasa, sebagai kelas akan terus berjuang mempertahankan hak-hak istimewanya sebagai penguasa, dan membuat kelas-kelas subordinat tetap ada dalam posisinya. Tapi akhirnya, hubungan sosial dari suatu masyarakat akan memasuki konflik dengan seluruh kemajuan masyarakat, karena itu menetapkan basis bagi masyarakat untuk diubah dan tumbangnya kelas penguasa yang lama. Misalnya, pada titik tertentu, hubungan feodal menahan-nahan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hanya mereka yang menerima izin khusus dari tuan tanah-tuan tanah (atau gereja) yang dapat pursue pendekatan-pendekatan baru dan inovatif dalam manufaktur. Karena itu, kondisi-kondisi sudah disiapkan untuk menumbangkan hirarki feodal yang lama oleh kelas borjuis yang... (belum selesai).

Konflik kelas dan transformasi masyarakat adalah ciri-ciri yang tidak terhindarkan dalam sejarah manusia. Ini karena kemanusiaan terus menerus didorong oleh perbaikan kondisi hidup yang terus menerus memerlukan perbaikan teknik-teknik produksi (kekuatan produksi),Ini tidak berarti bahwa sejarah manusia selalu mengikuti kemajuan yang linear. Ada beberapa periode panjang di mana tidak ada kemajuan teknologi dan bahkan banyak kemunduran-kemunduran. Namun proses menuju kemajuan tidak terhindarkan karena manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup dengan cara yang paling efektif, dan selalu akan terlibat dalam konflik dengan hubungan-hubungan sosial yang ada (hubungan produksi). Ketegangan antara kekuatan dan hubungan produksi dijalankan oleh manusia melalui perjuangan kelas.

"Pada tahap perkembangan masyarakat tertentu, kekuatan produksi material dari masyarakat akan berkonflik dengan hubungan produksi yang ada atau --satu sebutan legal bagi hal yang sama --dengan hubungan pemilikan dalam kerangka di mana mereka beroperasi. Dari bentuk perkembangan kekuatan produksi, hubungan-hubungan ini menjadi penghalang. Pada saat itulah sebuah revolusi sosial dimulai."

3. Masyarakat melalui cara-cara produksi yang berbeda-beda karena kemanusiaan telah memajukan kapasitas menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sejarah masyarakat ditandai oleh tahap-tahap atau cara-cara produksi yang progresif. Secara umum, cara produksi yang ada adalah: komunisme primitif, perbudakan kuno, feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. "Dalam garis besar", menurut Marx, "cara-cara produksi bisa digambarkan sebagai rentang waktu yang menandai kemajuan dalam perkembangan masyarakat." Melalui tahap-tahap inilah ada kemajuan dalam arti bahwa teknologi, ilmu dan pengetahuan manusia bergerak maju, menciptakan dasar-dasar untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat.

Masyarakat maju dari masyarakat tanpa kelas yang primitif (komunisme primitif), melalui berbagai masyarakat kelas, dan kini memasuki masa sosialisme, atau tahap pertama dari komunisme, masyarakat tanpa kelas yang sudah berkembang penuh.

Walau kita tidak akan mengamati detil-detil dalam tiap cara produksi, kita akan menggambarkan dengan singkat kekuatan produksi dan hubungan-hubungan kelasnya.

Seperti disebutkan sebelumnya, komunisme primitif adalah tahap masyarakat dengan kekuatan produksi yang belum berkembang. Kerja dari semua anggota masyarakat digunakan untuk produksi kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar, dan reproduksi kehidupan manusia.

Karena tidak ada kelas, dan tidak ada eksploitasi maka semua orang terlibat dalam perjuangan melawan alam untuk bertahan hidup.

Dengan berkembangnya kekuatan produksi, dan adanya produksi surplus (lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan yang paling dasar) maka muncul bentuk paling awal dari masyarakat kelas.

Perbudakan kuno (Yunani dan Romawi adalah contoh paling baik) adalah awal bagi pemilikan pribadi atas tanah dan budak. Perbaikan kekuatan produksi muncul pada dasarnya melalui penggunaan besi dalam membuat alat dan senjata. Kelas penguasa pemilik budak juga bersifat ekspansif dan merupakan suatu kelas yang membangun kerajaan-kerajaan besar. Negara pertama kali berkembang dalam masyarakat budak, untuk melindungi "hak" warga (pria yang memiliki sesuatu); khususnya pemilik budak.

Di masa feodalisme ekonomi didasarkan pada pertanian. Dua kelas utama pada masa ini adalah tuan tanah feodal, yang memiliki wilayah tanah dan ternak yang luas, dan mengontrol kehidupan hamba-hambanya; dan hamba yang bekerja menggarap tanah, memiliki alat-alat dan menghasilkan barang untuk konsumsi dan untuk diserahkan sebagai persembahan (hasil pertanian) untuk tuan-tuan mereka. Selama masa tertentu dalam era feodal ini, ada kemandekan dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Namun, bagian akhir dari periode ini menyaksikan kemajuan-kemajuan besar dalam kekuatan produksi: kemajuan-kemajuan dalam metode pertanian dan ternak, demikian pula pemanfaatan tenaga air dan angin, penciptaan alat bajak modern, mesin pemintal, meiu, mesin cetak pers, dsb.

Kekuasaan politik dibawah feodalisme terpecah-belah. Monarki, yang secara resmi memimpin negara tidak punya lagi sumber-sumber untuk memperluas kekuasaannya dan tuan tanah feodal yang tercerai-berai itu menguasai tanah milik dan para bangsawan. Dalam konteks ini, gereja katolik adalah pemilik tanah paling luas, dan pemegang kekuasaan politik dan legal paling terpusat, serta pejuang ideologi dominan paling terkemuka. Raja dan tuan tanah feodal, dalam kerjasamanya dengan gereja katolik, melaksanakan kontrol menyeluruh atas ekonomi, politik, sosial dan agama terhadap massa para hamba.

Runtuhnya feodalisme dan bangkitnya kapitalisme terjadi lebih dari satu abad (dari sekitar abad 14 sampai abad 17). Berkembangnya perdagangan dan kelas pedagang, tumbuhnya kota-kota serta kegiatan manufaktur, membuat makin kokohnya pembentukan borjuis. Perjuangan kelas antara borjuis yang sedang bangkit dan bangsawan feodal/gereja katolik merupakan tantangan utama yang mendorong keruntuhan feodalisme. Pada tahap sejarah ini, kelas borjuis merupakan kelas yang progresif, dalam hal kepentingan kelasnya yang sejalan dengan perkembangan kekuatan produktif dan ilmu pengetahuan, demikian pula lembaga-lembaga budaya dan politik masyarakat.

Dalam cara produksi kapitalis, "masyarakat secara keseluruhan lebih dan lebih lagi terbelah ke dalam dua kubu besar yang saling bermusuhan, ke dalam dua kelas besar yang secara langsung berhadapan satu sama lain: Borjuis dan Proletariat" (dikutip dari Communist Manifesto). Di bawah kapitalisme, borjuis memiliki semua alat produksi, dan karenanya mampu menarik keuntungan dan mengakumulasi kekayaan dengan cara menghisap kerja proletariat, kelas pekerja yang tidak punya pilihan lain selain menjual tenaga kerjanya pada kapitalis supaya dapat bertahan hidup. Borjuis, dan perkembangan kapitalisme memacu kemajuan luar biasa kekuatan produksi masyarakat. Revolusi industri selama abad-abad 17 dan 18 di Eropa Barat merefleksikan perkembangan kapitalisme tersebut, dengan ditemukannya tenaga uap, pabrik berskala luas, dan kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan industri. Struktur politik kapitalis jadi makin kompleks dari pada sebelumnya. Kekuasaan politik feodal yang terdesentralisasi diganti oleh bentuk kekuasaan negara nasional yang terpusat semasa periode refolusi borjuis abad-abad 18 dan 19. Ideologi borjuis, yang menekankan "kebebasan berusaha" juga telah mengembangkan cita-cita kemerdekaan dan demokrasi, meskipun dalam prakteknya, kemampuan untuk bisa melaksanakan "hak-hak" tersebut sepenuhnya tergantung posisi kelas seseorang dalam masyarakat kapitalis.

Proletariat memainkan peran revolusioner dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme

Di samping kemajuan-kemajuan utama yang dibuat pada jaman kapitalisme, cara produksi ini telah bertahan hidup lebih daripada kegunaannya sendiri. Kemajuan pesat yang terbentuk dalam kekuatan produksi telah membawa kekuatan untuk memenuhi kebutuhan semua umat manusia. Tapi kekuatan ini telah dibuat tidak berdaya oleh hubungan ekonomi kapitalis, karena kemakmuran sosial yang berlimpah hanya membuat produksi menguntungkan segelintir kapitalis. Kita lihat suatu krisis ekonomi yang tak masuk akal dan terus menerus dan bukan suatu produksi untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang dilakukan dengan terencana. Kita lihat pula produksi komoditi yang kacau balau tapi menghasilkan keuntungan an bukan produksi barang-barang yang memang dibutuhkan rakyat. Maka akhirnya hubungan produksi kapitalis menjadi penghalang utama perkembangan kekuatan produksi.

Proletariat, sebagai kekuatan utama penentang borjuis adalah kelas yang paling mampu mendobrak penghalang hubungan ekonomi kapitalis. Lantaran menderita di bawah penghisapan masyarakat kapitalis, maka untuk menghapus sistem itu sekali dan selamanya pun dilakukan atas kepentingan proletariat. Tapi proletariat tidak berupaya mengganti masyarakat yang menghisap ini dengan bentuk masyarakat menghisap lainnya. Sebagai sebuah kelas, proletariat tidak punya kepentingan untuk menjadi kelas penghisap yang baru, tapi lebih punya kepentingan untuk mengakhiri semua bentuk hubungan ekonomi yang menghisap. Ini adalah tujuan utama perjuangan bagi terciptanya sosialisme, yang merupakan tahap pertama cara produksi komunis.

Di sini Engels menjabarkan hal-hal yang mungkin bagi proletariat untuk mengakhiri penghisapan sekali dan selamanya:

"Bagaimanapun juga konsepsi sejarah yang baru ini adalah konsepsi dari sesuatu yang punya arti tertinggi bagi cara pandang sosialis. Konsepsi itu menunjukan bahwa semua sejarah sebelumnya bergerak dalam antagonisme kelas dan perjuangan kelas, bahwa selalu ada kelas yang menguasai dan dikuasai, yang menghisap dan dihisap dan bahwa mayoritas umat manusia telah senantiasa dikutuk untuk melakukan kerja yang sulit dengan sedikit kenikmatan. Mengapa begini: sederhananya ini karena pada semua tahap awal perkembangan manusia, produksi begitu sedikit dikembangkan. Perkembangan historis hanya dapat berlangsung dalam bentuk yang antagonis itu, kemajuan historis secara keseluruhan tergantung pada aktivitas minoritas yang memiliki hak istimewa, sementara sebagian besar massa tetap dikutuk untuk memproduksi oleh kerja mereka alat mereka untuk bertahan hidup yang pas-pasan itu dan juga alat golongan berhak istimewa yang semakin mewah itu. Tapi penyelidikan sejarah yang sama,....juga membawa ke suatu kenyataan bahwa, akibat perkembangan kekuatan produksi yang dahsyat saat sekarang ini, bahkan apa yang paling akhir menjadi patokan telah lenyap lantaran pembelahan manusia ke dalam kelas penguasa dan yang dikuasai, kelas penghisap dan dihisap, paling tidak di negara-negara paling maju; bahwa borjuis utama yang berkuasa telah memenuhi misi sejarahnya, bahwa borjuis tersebut tidak lagi mampu memimpin masyarakat dan justru menjadi penghalang perkembangan produksi,....bahwa kepemimpinan sejarah telah beralih ke tangan proletariat, suatu kelas yang karena posisinya di masyarakat hanya bisa membebaskan dirinya sendiri dengan menghapuskan secara bersama semua penghisapan; dan bahwa kekuatan produktif masyarakat yang tumbuh melampaui kendali borjuis tinggal menunggu bersatunya proletariat untuk merebut milik mereka supaya bisa merubah keadaan masyarakat dimana tiap anggota masyarakat akan dimungkinkan ikut serta tidak hanya dalam produksi tetapi juga ikut serta dalam distribusi dan administrasi kemakmuran rakyat, dan yang karena ini akan mampu meningkatkan kekuatan sosial produksi masyarakat dan hasil-hasilnya melalui suatu pelaksanaan seluruh produksi secara terencana, sehingga pemuasan semua kebutuhan yang masuk diakal akan dijamin bagi semua orang dalam ukuran yang semakin meningkat." dari "Karl Marx"

Sosialisme sekarang ini lebih dari suatu visi revolusioner sebuah masyarakat yang dapat mengakhiri penghisapan kapitalisme; sosialisme telah menjadi kenyataan bagi berjuta rakyat di dunia ini.

Bagian paling berarti dari kelas pekerja internasional, yang mulai dengan Rusia tahun 1917, telah memberi kemajuan revolusioner bagi sosialisme.

Sosialisme adalah tahap pertama dari cara produksi komunis. Di bawah sosialisme, sisa-sisa hubungan produksi sebelumnya masih ada; kelas-kelas itu sendiri masih ada, dan perjuangan kelas melawan borjuis terus berlangsung. Tapi bagaimanapun juga di bawah kepemimpinan proletariat, basis jika memang diletakan, adalah untuk pengurangan secara menyeluruh pemilikan pribadi dan kelas-kelas. Obyek perjuangan kelas di bawah sosialisme adalah untuk mewujudkan tahapan sejarah komunis.

Meskipun komunisme masih kabur jalannya di masa datang, tulisan-tulisan Marx dan Lenin, dan pengalaman dari masyarakat sosialis memberi beberapa petunjuk akan terbuktinya tahapan sejarah komunis.

Hubungan produksi di bawah komunisme akan berciri suatu masyarakat tanpa kelas-pemilikan secara meluas semua alat produksi dan kekayaan. Dalam pengertian ini, komunisme yang maju itu sama dengan komunisme yang primitif. Tapi, dalam tahap komunisme primitif, kekuatan produksi amat sangat tidak berkembang, dan kehidupan manusia berciri kelangkaan barang dan perjuangan terus menerus untuk bertahan hidup. Di tahap komunisme maju, kekuatan produksi --teknologi, ilmu pengetahuan, produktivitas kerja--akan dikembangkan sampai ke satu titik dimana tidak hanya semua kebutuhan manusia sanggup dipenuhi tapi seluruh daya manusia mampu diwujudkan.

Cara-cara produksi yang dijelaskan diatas adalah katagori umum yang memberi tanda kemajuan perkembangan sosial dan sejarah. Tapi penting untuk diakui bahwa tidak semua masyarakat telah atau akan "maju" melalui tahap-tahap tertentu ini dalam perjalanan sejarahnya menuju komunisme. Lebih jauh lagi, tiap masyarakat itu menampilkan gambaran khususnya sendiri, dan memiliki ekspresi uniknya sendiri dalam cara produksi secara umum.

Misalnya, konsep cara produksi kapitalis adalah titik awal penting untuk memahami Amerika Serikat, Guatemala dan Afrika Selatan, meskipun jelas masing-masing negara harus dilihat secara khusus. Materialisme historis, sebagai teori umum tentang sejarah dan masyarakat adalah titik masuk penting untuk melakukan "studi kongkrit atas kondisi kongkrit."

Juga perlu dicatat bahwa, khususnya di jaman imperialisme (sejak awal abad 20), hubungan kelas dalam suatu negara harus dilihat sebagai bagian dari hubungan internasional dan perjuangan kelas internasional.

Garis Besar Materialisme Historis Cara Produksi

Kekuatan Produksi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keahlian dan Kerja Manusia

Cara Produksi

Hubungan kelas dan

pemilikan

Hubungan Produksi Hubungan diantara

pekerja

Cara Produksi

Cara dimana produksi (termasuk distribusi dan konsumsi) untuk hidup diorganisir dalam tiap masyarakat. Alat untuk hidup, termasuk makanan, pakaian, tempat berlindung, peralatan produksi; semua benda-benda yang dibutuhkan orang dan demi keberadaan dan perkembangan masyarakat. Sistem produktif terletak pada basis dan menentukan karakter tatanan sosial.

Marx mengidentifikasi lima cara produksi utama: komunisme primitif, perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan komunisme. Tiap cara produksi baru menandai tahap perkembangan yang lebih tinggi dalam sejarah masyarakat.

Cara produksi memiliki dua komponen utama: kekuatan dan hubungan produksi.

Kekuatan Produksi

Mengacu pada kapasitas manusia untuk merubah alam menciptakan benda-benda yang dibutuhkan hidup. Kekuatan produksi terdiri dari:

Alat Produksi: tanah, bahan-bahan mentah, perangkat kerja, mesin-mesin, transportasi.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: yang terus maju sepanjang waktu, menyediakan orang suatu pengetahuan yang terus maju tentang alam dan tentang bagaimana menyesuaikan diri dan merubah sumber-sumber yang ada untuk kebutuhan manusia.

Keahlian dan Kerja Manusia

Hubungan Produksi

Hubungan produksi adalah hubungan di antara orang dalam proses produksi sosial, pertukaran dan distribusi kemakmuran material. Hubungan ini pada dasarnya adalah hubungan kelas, yang punya keterkaitan dengan pemilikan dan kontrol atas alat produksi dan atas kekayaan sosial yang berasal dari hubungan tersebut.

Hubungan produksi yang utama dalam kapitalisme adalah antara borjuis, yang memiliki dan mengontrol alat produksi dan produk kerja, dan kelas pekerja yang memperoduksi tapi tidak memiliki sendiri kekayaan sosial itu. Hubungan produksi yang sekunder mengacu pada organisasi proses kerja itu sendiri dan pertaliannya di antara pekerja dalam proses produksi.

MATERIALISME HISTORIS

(Ernest Mandel, Introduction to Marxism, chapter 17)

1. Produksi Manusia dan Komunikasi Manusia

Manusia adalah binatang yang unik baik karena kualitas fisiknya maupun karena kelemahan fisiknya. Disatu sisi manusia memiliki posisi berdiri yang tegak, tangan dengan sebuah jempol yang bebas dan fleksibel, mata menonjol yang dapat melihat secara jauh dan mendalam, lidah, tenggorokan dan pita suara yang memungkinkannya mengeluarkan berbagai bunyi-bunyian secara terpisah maupun secara terpadu, kulit otak yang sudah tinggi perkembangannya, cuping otak yang menonjol keluar dan belitan-belitan serebral, selubung batok kepala, dan permukaan wajah yang menyusut, yang memungkinkan semua perkembangan ini. Semua kualitas fisik ini tak pelak berguna bagi pembuatan alat-alat secara tekun dan hati-hati. Kualitas fisik ini telah secara progresif disempurnakan segera bersama dengan disempurnakannya alat-alat dan kerja produktif.

Di sisi lain, sebagian besar pikiran dan organ-organ manusia kurang berkembang ketimbang pikiran dan organ spesies binatang lain yang sudah tinggi spesialisasinya. Ketika dipaksa turun dari pohon, barangkali ini karena perubahan iklim, dan hidup dengan berbagai makanan di padang rumput, manusia primitif tidak bisa bertahan menghadapi binatang carnivora dengan berlari seperti kijang, atau memanjat seperti simpanse, terbang jauh seperti burung atau bergantung pada kekuatan fisiknya seperti kerbau atau gorila. Dengan karakter fisik macam ini, manusia primitif tak bisa bergantung pada bahan-bahan makanan yang paling memikat hatinya: binatang memamah biak yang tak terhitung banyaknya yang juga hidup di padang rumput. Lebih dari itu semua, manusia yang baru lahir secara khusus adalah janin di luar kandungan yang lemah dan tak mandiri, yang sepenuhnya tergantung pada ibu-ibu di sekumpulannya (posisi tegak berdiri, yang menyempitkan tulang panggul perempuan, jelas telah membantu terbentuknya ciri prematur pada kelahiran manusia).

Kemungkinan organisasi sosial serta kebutuhan organisasi sosial berakar pada perpaduan antara kelebihan dan kekurangan tersebut. Manusia tidak dapat bertahan hidup atau bisa menjamin subsistensinya secara individual tanpa bekerja-sama dengan anggota lain dalam spesiesnya. Organ-organ fisiknya terlalu sedikit berkembang untuk membuat mereka bisa memperoleh bahan makanan secara langsung. Manusia harus memproduksi bahan makanan ini secara kolektif, dengan bantuan alat, untuk bisa mempertahankan dan menyempurnakan organ-organnya. Produksi ini dijamin melalui tindakan komunal oleh sekelompok manusia. Bayi manusia diintegrasikan ke dalam kelompok dan belajar tentang aturan-aturan dan teknik-teknik bertahan hidup sebagai anggota kelompok melalui sosialisasi yang maju.

Organisasi sosial manusia dan sosialisasi bayi-bayi manusia menuntut adanya bentuk komunikasi diantara anggota-anggota kelompokyang yang secara kualitatif lebih superior dari bentuk komunikasi diantara spesies binatang lainnya. Bentuk bahasa yang lebih superior ini, yang berkaitan dengan perkembangan kulit otak, memungkinkan pertumbuhan kapasitas abstraksi dan belajar --yaitu, konservasi, transmisi dan akumulasi pelajaran-pelajaran dari pengalaman. Bentuk superior ini juga memungkinkan diproduksinya konsep-konsep, pikiran, kesadaran. Disini, ciri-ciri kemanusiaan yang berbeda-beda tersebut --yang adalah 'sifat antropologis' kita--berkait erat satu sama lain. Jadi karena mereka adalah 'kera telanjang yang berjalan dengan posisi berdiri tegak', karena mereka adalah janin di luar kandungan saat mereka lahir, maka mereka harus menjadi pembuat alat terrencana, binatang sosial yang mengembangkan bahasa, yang menyimpan kesan-kesan dan bayangan-bayangan berturut-turut, mampu menggunakan dan menyempurnakan diri untuk tujuan-tujuan praktis, mampu belajar, mengantisipasi, berpikir, mengabstraksi, menggunakan imajinasi dan rekaan.

Interaksi, perpaduan dari ciri-ciri ini bersifat menentukan. Ada primata seperti manusia yang menggunakan alat-alat dan bahkan kadang-kadang melampaui tingkat perkembangan elementer mereka yang biasanya. Ada beberapa spesies yang bisa tahu bentuk-bentuk kerja sama kolektif secara instingtif. Dan masih ada banyak spesies, yang tampak punya bentuk komunikasi elementer. Tapi spesies manusia adalah satu-satunya yang secara progresif membuat alat-alat dengan cara yang lebih terencana, menyempurnakannya setelah mereka dapat dipahami dengan cara yang sadar, berdasarkan pengalaman berturut-turut, yang juga dialihkan ke pihak lain sebagai hasil dari makin dan makin banyak dan sempurnanya komunikasi. Perkembangan alat-alat membebaskan mulut. Mulut menyempurnakan bahasa dan kemampuan abstraksi, yang pada gilirannya memungkinkan alat-alat diperbaiki dan alat-alat baru ditemukan. Tangan mengembangkan otak, yang dengan memperbaiki penggunaan tangan bisa menciptakan kondisi-kondisi bagi perbaikan otak itu sendiri.

Meskipun transformasi primata anthropoid menjadi manusia dikondisikan oleh keberadaan suatu infrastruktur anatomis dan neurologis, tapi transformasi itu tidak bisa dipandang semata karena infrastruktur ini. Dialektika 'produksi/komunikasi' menciptakan kemungkinan perkembangan tak terbatas dalam menghasilkan, menemukan dan menyempurnakan alat-alat dan karenanya dalam produksi manusia, menciptakan kemungkinan perkembangan tanpa batas dalam pengalaman manusia, belajar dan mengantisipasi dan karenanya memungkinkan kekenyalan dan adaptabilitas spesies manusia tanpa batas secara praktis. Masyarakat material dan budaya manusia merupakan sifat kedua dari transformasi tersebut.

Dengan pemahaman ini maka absurd jika menyatakan bahwa tiap lembaga sosial (hilangnya ketidaksamaan sosial atau tiadanya negara, lenyapnya pemilikan pribadi) berarti 'bertentangan dengan sifat manusia'. Manusia telah hidup dan dapat hidup dalam kondisi-kondisi yang paling berbeda-beda. Tak satupun dari lembaga-lembaga ini terbukti merupakan suatu prakondisi absolut dan abadi bagi kelangsungan hidup manusia. Tiap penegasan yang menyatakan bahwa 'insting agresif' itu menentukan evolusi manusia telah mengacaukan antara kecenderungan itu sendiri (lebih jauh yang ada bersama-sama dengan negasinya sendiri --insting bergaul dan bekerjasama) dengan realisasi dari kecenderungan itu. Pra-sejarah dan sejarah menunjukan bahwa lembaga-lembaga dan kondisi sosial yang memungkinkan kita mengikuti dan mengendalikan kecenderungan ini, tapi, bertentangan dengan ini, memang ada hal lain yang mendesak munculnya kecenderungan dalam bentuk yang tidak diharapkan.

Dialektika 'produksi/komunikasi' menguasai seluruh kondisi manusia. Segala sesuatu pada orang-orang dilakukan 'dengan melewati kepalanya'. Produksi manusia itu berbeda dari cara binatang memperoleh makanan terutama karena kegiatan itu tidak merupakan kegiatan yang murni instingtif. Secara umum, kegiatannya merupakan realisasi sebuah 'rencana' yang pertama tumbuh di kepala manusia. Tentu saja, 'rencana' ini bukan sesuatu yang jatuh dari langit. Rencana itu adalah reproduksi atau pemaduan kembali oleh otak manusia, elemen-elemen dan masalah-masalah dalam kegiatan mereka itu yang memang tak terhindarkan pada kelangsungan hidup manusia, yang telah dialami dan diserap oleh otak beribu-ribu kali dalam pengalaman hidup. Tapi di sisi lain, kemampuan untuk memadukan kembali konsep-konsep yang pada akhirnya lahir dari praksis sosial memungkinkan kkemanusiaan untuk menemukan, mengantisipasi, membayangkan perubahan-perubahan di alam dan masyarakat yang tidak terjadi sebelumnya, yang hanya hipotetis sifatnya dan yang paling tidak sebagian akan diwujudkan karena kegiatan antisipasi ini. Materialisme historis adalah ilmu masyarakat manusia yang pada dasarnya mencoba memperhatikan dan menerangkan dialektika produksi/komunikasi ini.

2. Basis Sosial dan Superstruktur

Tiap masyarakat manusia harus menghasilkan supaya tetap hidup. Produksi subsistensi --dalam pengertian luas atau sempit, yaitu sekedar pemuasan kebutuhan makan maupun pemuasan seluruh kebutuhan yang diakui secara sosial--dan pembuatan perangkat serta benda-benda kerja yang dibutuhkan untuk produksi ini merupakan kondisi awal bagi tiap organisasi atau aktivitas sosial yang lebih kompleks.

Materialisme historis menyatakan bahwa cara manusia mengorganisir produksi materialnya merupakan dasar dari seluruh organisasi sosial. Dasar ini pada gilirannya menentukan semua kegiatan sosial lainnya --pengaturan hubungan antara kelompok manusia (terutama muncul dan berkembangnya negara), pengaturan produksi spiritual, moral, hukum, agama, dsb. Apa yang umum disebut kegiatan superstruktur ini dalam satu atau lain cara, selalu tetap mengacu pada base.

Gagasan ini telah menggemparkan dan masih menggemparkan banyak orang. Puisi Homer, kita injil, quran, prinsip hukum Romawi, drama Shakespeare, lukisan Michaelangelo, pernyataan Hak asasi manusia, bahkan communist manifesto itu sendiri --dapatkah semua produk usaha spiritual ini benar-benar telah tergantung pada cara orang-orang masa kini mengolah lahan mereka dan menenun pakaian mereka? Untuk memahami prinsip materialisme historis kita harus mulai justru dengan menerangkan apa yang kita maksud dengan rumusan itu, materialisme historis.

Materialisme historis tidak lain menegaskan bahwa produksi material ('faktor ekonomi') secara langsung dan segera menentukan isi dan bentuk apa yang semua menyebut sebagai kegiatan superstruktur. Lebih lagi, basis sosial tidak sekedar semacam aktivitas produksi, bahkan 'produksi material'nya tidak terisolasi. Yang dibentuk orang dalam produksi kehidupan material mereka adalah hubungan sosial. Sebenarnya materialisme historis bukan determinisme ekonomik tetapi determinisme sosio-ekonomik.

Kegiatan-kegiatan di tingkat superstruktural tidak sesegera itu tumbuh dari hubungan sosial produksi ini. Hanya pada akhirnya saja mereka ditentukan oleh hubungan sosial produksi. Serangkaian perantara karenanya ikut campur mengantarai dua tingkat kegiatan sosial itu. Ini yang akan kita uji secara singkat pada bagian tiga bab ini.

Sehingga, jika pada akhirnya basis sosial itu menentukan fenomena dan kegiatan di tingkat superstruktur, maka superstruktur ini dapat juga melakukan tindakan kembali pada basis. Satu gambaran akan ditunjukan disini. Negara selalu memiliki watak kelas yang tepat dan berhubungan dengan basis sosio-ekonomi tertentu. Tapi negara untuk sebagian bisa memodifikasi basis itu. Jika selama beberapa abad menyelamatkan kebangsawanan feodal dari kehancuran ekonomik tertentu dilakukan dengan mengeruk pajak dari kelas-kelas sosial lain, maka itu berarti negara monarki absolut (dari abad 16-sampai abad 18 di Eropa) dengan penuh kuasa telah membantu digantikannya mode produksi feodal dengan mode produksi kapitalis dengan cara mengembangkan merkantilisme, kolonialisme, mendorong manfaktur dan sistem moneter nasional, dsb.

Ada beberapa alasan mengapa kegiatan-kegiatan di tingkat superstruktur pada akhirnya ditentukan oleh basis sosialnya. Mereka yang mengontrol produksi material dan produksi surplus sosial juga menjamin kelangsungan mereka yang hidup dari produk surplus sosial. Apakah ideolog, seniman dan ilmuwan itu menerima atau menolak ketergantungan tersebut, tapi produksi surplus masih menentukan kerangka kegiatan mereka. Hubungan sosial produksi karenanya mengandung konsekuensi-konsekuensi yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kegiatan di lingkaran superstruktural, yang juga merupakan suatu pengkondisian. Hubungan produksi dipersatukan oleh bentuk-bentuk komunikasi yang dominan di masing-masing masyarakat, yang mendorong tampilnya struktur mental dominan yang mengkondisi bentuk-bentuk berpikir dan penciptaan artistik.

3. Produksi Material dan Produksi Pikiran

Dialektika basis sosial/superstruktur sosial mempengaruhi hubungan produksi material dan produksi pikiran. Suatu studi yang lebih detil mengenai hubungan tersebut akan memungkinkan kita memahami lebih baik kompleksitas dari dialektika ini dan juga memungkinkan kita menegaskan pentingnya elemen aktif dari dialektika itu, suatu elemen yang akan dibicarakan pada akhir bab ini.

Materialisme historis mengatakan bahwa hubungan produksi merupakan basis dari seluruh masyarakat, yang padanya berdiri superstruktur. Sebenarnya, dua tingkat ini mempermasalahkan dua bentuk aktivitas sosial yang berbeda. Produksi material adalah obyek fundamental aktivitas di tingkat basis sosial. Produksi ideologis (filsafat, agama, peradilan, politik, dsb) adalah obyek fundamental aktivitas di tingkat superstruktur sosial. Sudah tentu, kegiatan yang terakhir ini juga meliputi kegiatan aparatur negara, yang kegiatannya terlalu jauh untuk bisa sekedar ditempatkan dalam wilayah ideologis (masalah negara dikemukakan di bab 3). Tapi, dengan mengecualikan ini, perbedaan yang telah kita buat tampaknya berkait satu sama lain.

Materialisme historis menyodorkan suatu penjelasan mengenai evolusi masing-masing lingkaran kegiatan ini, mengenai saling ketergantungannya dan hubungan timbal-baliknya. Penjelasan ini menggabungkan empat tingkat:

a. Semua produksi pikiran dalam satu atau lain cara berkait dengan proses kerja material. Produksi ini selalu beroperasi serentak bersama infrastruktur materialnya sendiri. Beberapa hasil seni awal mulanya adalah hasil langsung kerja material (fungsi magis dari lukisan primitif; asal muasal tarian yang merupakan formalisasi gerak berproduksi; masuknya lagu-lagu ke dalam kegiatan produksi; dsb). Revolusi teknologi secara mendalam mempengaruhi produksi ideologis, ilmu pengetahuan, seni. Ilmu pengetahuan seperti geometri, astronomi, hidrografi, biologi dan kimia berkembang dalam hubungan yang erat dengan irigasi di pertanian, pengembangan pemeliharaan ternak, dan perkembangan metalurgi. Sesudah penemuan teknik percetakan di abad 15 dan radio serta televisi di abad 20, teknik-teknik ini secara mendalam telah mengkondisikan kembali tidak hanya penyebaran gagasan belaka tapi lebih jauh adalah bentuk-bentuk gagasan itu sendiri, berikut beberapa hal yang terkandung dalam gagasan itu. Pengaruh komputer elektronik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam waktu 30 tahun ini adalah faktanya.

b. Semua produksi pikiran bergerak maju mengikuti sebuah dialektika internal yang sesuai dengan sejarahnya sendiri. Setiap filosof, pengacara, pendeta atau ilmuwan mulai dengan sebagai seorang murid. Melalui studi mereka, mereka menggunakan berbagai tingkat konsep-konsep (atau sistem konsep-konsep) yang diproduksi oleh generasi sebelumnya dan diwariskan ke generasi berikutnya. Para penghasil pikiran memperlakukan dengan hati-hati, merubah disana-sini, menyesuaikan atau merombak konsep-konsep atau hipotesis dari suatu kerja, sesuai dengan prosedur produksi yang mereka ambil atau mereka temukan dalam kerangka dialektik yang sesuai dengan kegiatan mereka. Tiap generasi baru selalu mencoba menggunakan, memperdalam atau bahkan menolak jawaban atas persoalan yang muncul dari subyek yang menjadi perhatian mereka. Kadang-kadang mereka menemukan persoalan baru (yang kemudian menuntut suatu jawaban 'revolusioner': revolusi yang filosofis, artistik, ilmiah, dsb) atau mengemukakan kembali persoalan yang sudah dibuang oleh generasi sebelumnya.

c. Tapi perubahan-perubahan dalam memperlakukan konsep, bentuk-bentuk keindahan, hipotesa ilmiah, tidak terjadi dengan cara yang ngawur, apapun kondisi sosio-historisnya. Perubahan itu didorong, dikondisikan atau yang paling akhir dimajukan oleh kebutuhan dan konteks sosio-ekonomik. Evolusi dari animisme ke monoteisme tidak terjadi di suatu komunitas primitif kecil yang kegiatan produksinya terbatas pada berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Teori ilmiah tentang nilai kerja tidak bisa disempurnakan sebelum munculnya kapitalisme modern. Perkembangan fisika mekanik erat berkait dengan perkembangan mesin-mesin, yang kemudian berkait dengan kebutuhan sosial yang khusus, dsb.

Transformasi besar dalam produksi pikiran ini juga berkait dengan struktur mental khusus yang telah ditentukan oleh struktur sosialnya. Jadi bukan karena kebetulan maka semua usaha besar revolusi sosial dan politik di abad 13 sampai 17 diekspresikan dalam bentuk ideologis perjuangan agama, yang membuat agama mencapai tempat utama dalam superstruktur masyarakat feodal. Dengan jalan yang sama, sejak pertengahan kedua abad 16 dan selanjutnya, bangkitnya borjuis moderen menciptakan struktur mental yang menempatkan otonomi individual, persamaan kedudukan secara resmi dan persaingan pemilikan pribadi komoditi ke dalam semua wilayah produksi pikiran (teori hak-hak alamiah, konsep pendidikan humanis, filsafat idealis Jerman, cetak gambar dan lukisan sesuatu yang masih hidup, liberalisme politik, ekonomi politik klassik, dsb.)

d. Evolusi produksi spiritual itu akhirnya ditentukan oleh pertikaian antara kepentingan-kepentingan sosial. Sudah menjadi fakta umum dikenal bahwa karya-karya ensiklopedis, polemik-polemik Voltaire, filsafat Jean-Jacques Rousseau dan karya-karya kaum materialis abad 18 telah menjadi senjata bagi borjuis manufaktur yang tengah tumbuh untuk digunakan melawan monarki absolut yang dekaden dan sisa-sisa masyarakat feodal yang sudah usang. Fungsi yang dimainkan oleh sosialis yang biasa disebut sosialis utopia, dan oleh Marx dan Engels, dalam mengembangkan kesadaran proletariat yang berasal dari sifat kelasnya, dari posisinya dan tugas-tugasnya dalam hubungannya dengan masyarakat borjuis, dan kepentingannya untuk melenyapkan masyarakat borjuis, adalah juga faktanya. Bahkan saat ini, orang tidak dapat ragu lagi pada fungsi astrologi, agama-agama tertentu dan sekte-sekte mistik, filsafat yang memuja ketidak rasionalan, doktrin-dooktrin rasiallis, atau paham 'darah dan tanah' (Blut und Boden) dan memandang hina pada humanitas, sebagai bentuk anti kelas pekerja dan pengacauan kontra-revolusi yang menguntungkan bagi kelahiran iklim pra-fasis.

Pernyataan tersebut diatas tidak mengakibatkan munculnya gagasan tentang adanya "persekongkolan terorganisir' antara kelas-kelas sosial yang berbeda dengan para penghasil pikiran sebagai individual, atau gagasan tentang adanya keterlibatan terencana sebagian penghasil pikiran ini yang menyusun proyek-proyek politik dengan gamblang. Kesemua itu merefleksikan suatu korelasi obyektif yang dapat, dan kadang-kadan secara subyektif dianggap, ada hubungan langsung meskipun ini tidak harus kasuistis. Penghasil pikiran dapat menjadi alat kekuatan sosial tanpa tahu atau menginginkannya. Keadaan hanya menegaskan bahwa eksistensi sosial lah yang menentukan kesadaran, dan bahwa kepentingan kelas yang ada itulah yang menugaskan fungsi-fungsi tertentu dari ideologi tertentu dalam struktur dan evolusi tiap masyarakat.

4. Kekuatan produktif, hubungan sosial produksi dan mode produksi

Tiap manusia-pembuat produk adalah hasil perpaduan tiga elemen: obyek kerja, langsung atau tidak adalah bahan mentah yang dihasilkan alam; instrumen kerja, adalah alat produksi yang diciptakan manusia apapun tingkat perkembangannya (dari penggunaan tongkat kayu pertama dan batu yang diasah sampai mesin-mesin otomatis yang paling canggih saat ini); subyek kerja --yaitu, produser. Karena dalam mengulas, akhirnya kerja selalu sosial, maka subyek kerja tak terelakan masuk ke dalam hubungan sosial produksi.

Tapi meski obyek kerja dan instrumen kerja adalah elemen-elemn yang tak terhindarkan di semua produksi, hubungan sosial produksi tidak dapat dipahami dalam bentuknya yang 'nyata' --, hubungan ini tidak seharusnya dilihat sebagai hubungan antara benda-benda, atau antara orang dengan benda. Hubungan sosial produksi mempersoalkan hubungan diantara orang-orang, dan hanya hubungan antar orang. Hubungan sosial produksi menyeret keseluruhan hubungan yang dibangun orang di antara mereka sendiri dalam produksi kehidupan material mereka. 'Keseluruhan hubungan' tidak hanya berarti hubungan 'menjelang produksi', tapi juga hubungan yang ada dalam sirkulasi dan pembagian berbagai elemen produk sosial yang tak terhindarkan berkait dengan produksi material (khususnya cara dimana obyek kerja dan instrumen kerja sampai di tangan produser langsung, cara dimana para produser itu mengatasi subsistensinya, dsb.)

Secara umum, hubungan produksi yang ada berkait pada tingkat perkembangan kekuatan produktif yang ada, pada pencanggihan (jumlah) alat produksi yang ada, pada teknik dan organisasi kerja yang ada. Di jaman alat-alat batu yang paling sederhana, maka sukar sekali mempertahankan komunisme primitif dari suatu kumpulan atau suku. Pertanian berbasis irigasi dengan bantuan alat-alat besi telah menciptakan surplus produksi luar biasa dan permanen yang memungkinkan tumbuhnya masyarakat berkelas (masyarakat perbudakan, masyarakat yang didasarkan pada mode produksi asiatik, dsb). Pertanian didasarkan pada rotasi tanaman tiga tahun sekali menciptakan pondasi material masyarakat feodal. Lahirnya mesin uap dengan pasti menjamin bangkitnya kapitalisme industrial moderen. Sukar membayangkan terjadinya otomatisasi yang meluas tanpa mengenyahkan produksi komoditi dan ekonomi uang di luar bentuk masyarakat sosialis yang mantap dan berkembang penuh.

Tapi kalau ada keterkaitan umum antara tingkat perkembangan kekuatan produktif dan hubungan sosial produksi, maka sifat kaitan ini tidak absolut maupun permanen. Ketidaksesuaian ganda antara mereka bisa terjadi. Hubungan produksi yang ada bisa menjadi penghalang bagi pertumbuhan lebih lanjut kekuatan produksi: ini adalah pertanda paling gamblang bahwa bentuk sosial yang ada terpaksa lenyap. Di sisi lain, hubungan produksi baru yang muncul hasil kemenangan revolusi sosial dapat memajukan tingkat perkembangan kekuatan produktif yang telah dicapai di negara tersebut. Ini adalah kasus kemenangan revolusi borjuis di Nederland abad 16 dan kemenangan revolusi sosialis di Rusia bulan Oktober 1917.

Bukanlah kebetulan karena ada peluang jika dua kasus ketidaksesuaian yang prinsipal itu memiliki pengaruh lanjutan pada periode historis kebangkitan sosial yang mendalam: periode revolusi sosial. Lebih jauh lagi, ketidaksesuaian dapat juga mengakibatkan kemerosotan terus menerus kerajaan Romawi di barat dan merosotnya kekalifahan oriental dari Timur Tengah.

Dari pada melihat saling keterkaitan mereka dalam suatu hubungan mekanik, maka dalam banyak hal dialektika antara kekuatan produktif dan hubungan sosial produksi lebih menentukan pergantian jaman-jaman besar dalam sejarah manusia. Tiap mode produksi melalui fase-fase berturutan, kelahiran, pertumbuhan, pematangan, kemerosotan, kejatuhan dan lenyap. Dalam mengulas akhirnya fase-fase ini tergantung pada cara dimana hubungan produksi, yang awalnya baru, kemudian mengkonsolidasi, kemudian dalam suatu krisis, secara progresif menguntungkan, memungkinkan atau menghalangi pertumbuhan kekuatan produktif. Artikulasi antara dialektika ini dan perjuangan kelas ada faktanya. Hanya melalui aksi sebuah atau beberapa kelas sosial maka seperangkat hubungan produksi yang ada bisa diperkenalkan, dirubah atau dibuang.

Tiap formasi sosial, yaitu tiap masyarakat di dalam sebuah negara, dalam suatu jaman, selalu dicirikan oleh totalitas hubungan produksi. Sebuah formasi sosial tanpa hubungan produksi dapat menjadi sebuah negara tanpa pekerja, produksi atau subsistensi --yaitu negara tanpa penduduk. Tapi tiap totalitas hubungan sosial produksi tidak segera mengakibatkan tampilnya keberadaan mode produksi yang stabil atau homogennya hubungan sosial produksi ini.

Mode produksi yang stabil adalah totalitas hubungan produksi yang direproduksi kurang lebih secara otomatis oleh berfungsinya ekonomi secara aktual, oleh pola normal reproduksi kekuatan produksi, bersama suatu peran faktor-faktor tertentu yang saling berkait (kurang lebih penting) dari superstruktur sosial. Ini adalah kasus yang berabad-abad terjadi di banyak negara dengan mode produksi asiatik, perbudakan, feodal dan kaitalis. Ini adalah kasus yang beribu-ribu tahun terjadi pada mode produksi komunis kesukuan. Artinnya, sebuah mode produksi adalah struktur yang tidak dapat secara fundamental dirubah oleh evolusi, penyesuaian atau reformasi secara sendiri. Logika internalnya hanya dapat dilampaui jika mode produksi itu dienyahkan.

Sebaliknya, dalam periode pergolakan sosial historis yang dalam, seseorang bisa mengalami sejumlah total hubungan produksi yang tidak memiliki sifat mode produksi yang mantap. Contoh tipikal dari ini adalah jaman ketika produksi komoditi kecil menguasai (abad 15 dan 16 di negara daerah rendah, Italia utara dan kemudian di Inggris). Saat itu hubungan yang tampak adalah bukan antara tuan tanah dan hamba-hamba, tidak juga antara kapitalis dan produser pencari upah, tetapi adalah antara produser-produser bebas yang punya jangkauan langsung pada alat produksi mereka. Keadaan ini sama ciri-cirinya dengan hubungan produksi negara pekerja terbirokratisasi saat ini. Baik dalam sebuah kasus maupun lain kasus, tak seorang pun bisa menunjukan keberadaan sebuah mode produksi yang sudah mantap. Di semua masyarakat dalam fase transisional ini, hubungan sosial produksi yang bercampur-baur ini bukan sutau struktur yang bisa mereproduksi dirinya sendiri kurang lebih secara otomatis. Hubungan sosial ini bisa mengakibatkan terbangunnya kembali masyarakat lama maupun munnculnya mode produksi yang baru. Pilihan-pilihan yang historis ini dibangun oleh sejumlah faktor, terutama oleh faktor memadai atau tidaknya pertumbuhan kekuatan produksi, hasil dari perjuangan kelas di suatu negeri dan di tingkat internasional, faktor permanian elemen superstruktural dan subyektif (peran negara, partai, tingkat kesiapan berperang dan kesadaran kelas revolusioner, dsb.)

Di sisi lain, bahkan ketika mode produksi yang sudah stabil itu ada, hubungan produksinya tidak serta merta homogen. Bahkan hampir ini tidak pernah terjadi. Dalam tiap formasi sosial kongkrit, selalu ada perpaduan antara hubungan produksi dominan dari mode produksi yang berlaku dengan sisa-sisa hubungan produksi sebelumnya yang tidak seluruhnya terserap, yang secara historis telah bertahan sejak dulu kala. Misalnya, secara praktis, semua negara-negara imperialis masih mengandung sisa-sisa produksi komoditi kecil dalam pertaniannya (petani pemilik kecil, yang bekerja tanpa kerja mencari upah) dan bahkan sisa-sisa hubungan produksi semi feodal (bagi hasil). Dalam kasus tersebut bicara tentang mode produksi yang mantap akan jadi benar kalau dominannya ciri-ciri hubungan produksi dari mode produksi itu begitu rupa sehingga bisa menjamin reproduksinya secara otomatis dan dominasinya atas seluruh kehidupan ekonomi melalui logika internal dan hukum perkembangan mereka.

Contoh ciri-ciri hubungan produksi yang bercampur-baur tapi didominasi oleh satu mode produksi yang hegemonik adalah pada apa yang umum disebut formasi sosial 'dunia ketiga' (untuk masalah negara terbelakang lihat bab 7). Disini hubungan produksi pra-kapitalis, semi kapitalis dan kapitalis saling berdampingan, berpadu dalam satu cara yang telah tertentu dibawah tekanan struktur imperialis ekonomi internasional. Di samping mendominasinya modal, dan disamping peleburan ke dalam sistem imperialis, hubungan produksi kapitalis (terutama, hubungan 'upah kerja-kapital') tidak menjadi sesuatu yang umum, meskipun hubungan produksi itu ada dan secara perlahan memperluas diri. Tapi fakta ini tidak membenarkan usaha memberi ciri pada formasi sosial ini sebagai 'negara feodal', maupun memasukan pengertian bahwa hubungan produksi feodal atau semi feodal mendominasi di dalamnya. Ini adalah kesalahan teoritis yang dilakukan oleh banyak teoritisi sosial demokratik, Stalinis dan Maois.

5. Determinisme historis dan praktek revolusioner

Materialisme historis adalah sebuah doktrin yang determinis. Tesis fundamental doktrin ini menegaskan bahwa keberadaan sosiallah yang menentukan kesadaran sosial. Sejarah masyarakat manusia itu bisa dijelaskan. Gerak sejarahnya tidak terjadi dengan ngawur dan seenaknya. Terbentangnya sejarah masyarakat manusia tidak tergantung pada kehendak gerak genetik yang tak dapat diramalkan sebelumnya atau pada kehendak 'manusia mulia' di tengah kaum awam yang tercerai-berai. Dalam mengulasnya akhirnya sejarah masyarakat manusia dijelaskan oleh struktur fundamental masyarakat di masing-masing jaman dan oleh kontradiksi mendasar dari struktur tersebut. Sebab sepanjang masyarakat dibagi dalam kelas-kelas, maka sejarah masyarakat dijelaskan oleh perjuangan kelas.

Meskipun materialisme historis itu adalah sebuah doktrin yang determinis, tapi ini berlaku dalam pengertian yang dialektis dan tidak mekanistik. Marxisme mengeluarkan unsur fatalisme. Lebih tepatnya: tiap usaha merubah Marxisme menjadi fatalisme otomatis atau evolusionisme vulgar berarti mengesampingkan dimensi fundamental dari materialisme historis.

Sudah barang tentu pilihan-pilihan manusia itu ditentukan sebelumnya oleh batasan material dan sosial dimana ia tak dapat lari dari itu. Tapi tetap dalam kerangka batasan tersebut manusia masih dapat mendesakkan nasibnya sendiri. Manusia membuat sejarahnya sendiri. Jika manusia adalah produk dari kondisi material yang ada, maka kondisi material ini pada gilirannya adalah produk dari praktek sosial manusia.

Dilampauinya idealisme historis kuno (bahwa 'gagasan, atau manusia mulia adalah yang membuat sejarah') dan materialisme mekanis kuno (bahwa 'orang adalah produk lingkungan') ada dalamsatu jalan kelahiran Marxisme. Ini dimasukkan dalam 'Theses on Feuerbach' yang terkenal itu yang menyimpulkan The German Ideology oleh Marx dan Engels.

Pada lain hal, ini berarti bahwa hasil dari tiap jaman besar ledakan sosial dalam sejarah tetap tidak pasti. Ledakan itu bisa mengakibatkan kemenangan kelas revolusioner. Tapi ledakan itu dapat pula mengakibatkan terjadinya pembusukan timbal balik semua kelas fundamental dalam masyarakat yang ada, seperti kasus berakhirnya mode produksi kuno berbasis pada perbudakan. Sejarah bukanlah sejumlah total gerak maju yang linier. Banyak formasi sosial masa lalu yang telah hilang tanpa meninggalkan banyak jejak, terutama karena tiadanya atau lemahnya kelas revolusioner yang mampu mendesakkan suatu jalan untuk maju.

Fakta kemerosotan kapitalisme kontemporer tidak secara otomatis mengakibatkan kemenangan sosialisme. Kemerosotan itu bisa mengakibatkan tumbuhnya 'sosialisme atau barbarisme' bentuk lain. Sosialisme adalah keharusan sejarah yang memungkinkan suatu kebangkitan baru dalam kekuatan produksi yang konsisten dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer. Terutama dalam hal kebutuhan manusia, sosialisme akan membuka kemungkinan terpenuhinya kebutuhan, dengan kondisi yang menjamin mekarnya seluruh potensi manusia di tiap individu dan semua orang, tanpa menggoncang keseimbangan ekologis. Tapi apa yang dibutuhkan tidak berarti sama dengan apa yang dicapai. Hanya tindakan yang sadar dan revolusioner dari proletariat yang dapat menjamin kemenangan sosialisme. Sedangkan potensi produktif yang begitu besar dari teknologi dan ilmu pengetahuan kontemporer akan mulai menggunakan suatu bentuk kemajuan yang lebih destruktif terhadap peradaban, kebudayaan, kemanusiaan, alam dan, sederhananya, kehidupan di planet kita.

Jadi praktek sosial manusia menciptakan struktur sosial yang selanjutnya menyelubungi praktek sosial itu sendiri. Melalui praktek sosial revolusioner maka struktur yang itu juga dapat dilenyapkan. Marxisme itu determinis karena Marxisme menegaskan bahwa kebangkitan ini hanya bisa mengambil bentuk yang tertentu dan dalam jaman tertentu. Tidak mungkin untuk memperkenalkan kembali feodalisme atau komunisme dari komunitas autarkis kecil produsen-konsumen, pada basis kekuatan produktif kontemporer. Marxisme determinis karena Marxisme menekankan bahwa revolusi sosial yang progresif hanya mungkin jika prakondisi material dan kekuatan sosial yang memungkinkan penciptaan organisasi sosial yang lebih superior itu telah matang dalam masyarakat yang tua.

Tapi Marxisme tidak fatalistik, karena jelas Marxisme mempostulatkan bahwa datangnya masyarakat baru ini adalah produk tak tak terhindarkan dari matangnya kondisi sosial dan material yang memang dibutuhkan bagi kemunculan masyarakat tersebut. Datangnya masyarakat ini hanya dapat terjadi akibat dari hasil perjuangan diantara kekuatan sosial yang hidup. Dalam mengulasnya, pada akhirnya masyarakat ini adalah akibat dari tingkat keefektifan sosial dari aksi revolusioner. Pada gilirannya jika ini sebagian dikondisikan oleh lingkungan sosial dan keseimbangan kekuatan-kekuatan, maka aksi revolusioner dapat membalik, memecah atau mempercepat evolusi lingkungan dan keseimbangan kekuatan ini. Bahkan keseimbangan kekuatan yang nyata menguntungkan ini dapat dirusak oleh kelemahan subyektif di sisi kelas revolusionernya. Artinya, di jaman revolusi dan kontra revolusi kita ini, 'faktor subyektif sejarah' (kesadaran kelas dan kepemimpinan revolusioner proletariat) memainkan peran utama dalam menentukan hasil pertarungan besar kelas-kelas, dalam menentukan masa depan spesies manusia.

6. Keterasingan dan pembebasan

Selama beribu tahun manusia hidup dalam ketergantungan kuat pada kekuatan alam yang tak dapat dikendalikannya. Manusia hanya dapat mencoba menyesuaikan diri pada lingkungan pergaulan yang ada secara alamiah, masing-masing kelompok kecil manusia menyesuaikan diri pada kelompoknya sendiri. Manusia adalah yang terpenjara dalam suatu horison yang sempit dan terbatas, meskipun beberapa masyarakat primitif dapat mengembangkan potensi tertentu manusia dalam cara yang luar biasa (misalnya, lukisan paleolitik).

Dalam perkembangan kekuatan produksi yang bertahap, sedikit demi sedikit manusia mengatur dirinya untuk membalik hubungan ketergantungan absolut itu. Manusia makin lama makin berhasil menundukan kekuatan alam, mengendalikannya, menjinakannya, menggunakannya secara sadar untuk meningkatkan produksi, membuat variasi kebutuhan, mengembangkan potensi manusia dan memperluas hubungan sosial sehingga akhirnya merangkul dan mempersatukan sebagian manusia di tingkat dunia.

Tapi makin banyak orang membebaskan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan kekuatan alam, mereka makin mengasingkan diri dalam hubungannya dengan organisasi sosialnya sendiri. Ketika kekuatan produksi tumbuh, ketika produksi material mengalami kemajuan, ketika hubungan produksi menjadi hubungan dari suatu masyarakat yang terbagi dalam kelas-kelas, massa manusia tak lagi mengendalikan keseluruhan produksinya atau keseluruhan aktivitas produktifnya. Karenanya ia tak lagi mengontrol keberadaan sosialnya sendiri. Dalam masyarakat kapitalis kehilangan kendali semacam ini menjadi sepenuhnya. Setelah bebas dari penaklukan oleh kehendak alam, manusia kelihatan ditakdirkan untuk menjadi sasaran kehendak organisasi sosialnya sendiri. Bebas dari akibat banjir, gempa bumi, epidemi dan kekeringan, yang tak tertanggulangi, manusia kelihatan dikutuk untuk menerima akibat perang dan krisis ekonomi, kediktatoran berdarah dan penghancuran kekuatan produksi secara kriminal, bahkan kemungkinan perusakan oleh nuklir. Ketakutan akan perubahan besar tersebut saat ini telah menumbuhkan kecemasan lebih besar dari pada ketakutan akan kelaparan, sakit atau kematian seperti sebelumnya.

Tapi, perkembangan kekuatan produksi yang sama mengesankannya juga terjadi. Perkembangan kekuatan produksi yang mendorong keterasingan manusia sampai ke perbatasan dalam hubungannya dengan produksi dan masyarakatnya sendiri, di bawah kapitalisme juga menciptakan kemungkinan melakukan pembebasan manusia yang senyatanya, sebagaimana sudah kita tunjukan pada akhir bab 2. Kemungkinan ini harus dipahami dalam dua pengertian. Pertama, manusia akan lebih dan lebih lagi mampu mengendalikan dan menentukan perkembangan sosialnya demikian pula dengan pergolakan dalam lingkungan pergaulan alamiah yang sedang terjadi. Kedua, manusia akan semakin mampu mengembangkan secara penuh semua potensi perkembangan individual dan sosial, yang sebelumnya telah dicekik atau dirusak oleh ketidakmampuan mengendalikan kekuatan alam, organisasi sosal dan nasib sosialnya sendiri.

Pembangunan masyarakat tanpa kelas, dan kemudian menjadi masyarakat komunis, mengakibatkan terbebasnya buruh, terbebasnyamanusia sebagai produser. Pekerja menjadi penguasa atas produk-produk dan proses kerjanya sendiri. Mereka bebas memilih hal mana yang harus didahulukan dalam pembagian produk sosial. Mereka memutuskan secara kolektif dan demokratis aturan-aturan sehingga berbagai kebutuhan bisa dipenuhi, memutuskan prioritas produktif, pengorbanan waktu senggang dan konsumsi untuk masa sekarang, yang mana alokasi sumber-sumber akan memenuhinya.

Sudah tentu, pilihan-pilihan ini akan terus dibuat dalam kerangka pembatas tertentu. Tak ada masyarakat manusia dapat mengkonsumsi lebih dari yang diproduksinya tanpa mengurangi cadangan konsumsinya dan sumber produksinya serta memaksa diri mengurangi konsumsi masa sekarang untuk waktu kemudian, ketika kekurangan cadangan dan sumber produksi telah mencapai ambang pintu. Artinya, rumusan Frederick Engels yang menyatakan bahwa kebebasan adalah pengakuan atas kebutuhan tetap berlaku bahkan bagi manusia komunis. 'Mengendalikan kebutuhan' akan lebih tepat dari pada 'pengakuan kebutuhan', ketika kontrol manusia atas kondisi kehidupan alam dan sosial itu tumbuh, ketika jumlah tanggapan yang mungkin terhadap kondisi terbatas itu tumbuh, dan makin banyak manusia dapat membebaskan dirinya dari keharusan untuk memakai hanya satu jawaban permasalahan. Tapi ada dimensi kedua dalam hal tidakterasingnya manusia, yang memperbesar lingkaran kemerdekaan manusia secara luar biasa. Ketika semua kebutuhan dasar semua orang dipuaskan, ketika reproduksi dari keberlimpahan ini terjamin, maka usaha memecahkan masalah material berhenti menjadi prioritas bagi manusia. Manusia membebaskan dirinya dari pembudakan pada kerja mekanistik dan tidak kreatif. Manusia membebaskan dirinya dari perhitungan-perhitungan tentang bagaimana ia menggunakan waktu dengan hemat dan dari keharusan mencurahkan waktu tersebut terutama untuk produksi material. Perkembangan aktivitas kreatif, perkembangan individualitas manusia yang kaya, perkembangan hubungan manusia yang lebih luas lagi, semua ini menjadi prioritas mengambil alih tempat akumulasi konstan barang-barang material yang semakin tidak berguna.

Oleh karena itu praktek sosial revolusioner tidak hanya akan membuahng hubungan produksi. Praktek itu akan merubah semua organisasi sosial, semua kebiasaan, mental dan psikologi manusia yang tradisional. Egoisme material dan semangat persaingan yang agresif akan melenyap karena tak adanya suntikan untuk itu dalam pengalaman sehari-hari.

Manusia akan menguasai lingkungan geografis sekelilingnya, konfigurasi globe, iklim dan distribusi cadangan air, yang pada saat itu juga menjaga dan membangun kembali keseimbangan ekologis. Manusia akan mengembalikan segala sesuatunya pada dasar biologisnya sendiri. Manusia tidak dapat mencapai segala tuntutan ini dengan cara yang mutlak sukarela, mandiri dari segala persyaratan dan infrastruktur material yang memadai. Tetapi sekali infrastruktur ini terjamin, maka manusia aktif, dengan lebih dan lebih bebas menentukan pilihan, yang akan menjadi pembangkit prinsipil bagi usaha menciptakan orang yang baru, komunis yang bebas dan tak terasing. Hanya dalam pengertian ini maka menjadi benar bicara tentang kehumanisan komunis dan Marxisme.

Minggu, 02 Maret 2008

Jilan Usia 2 Bulan

Jilan ketika Usia 2 bulan, waktu itu jilan masih di sukabumi dengan mama tercintanya namun karena takut kena penyakit kuning (maklum tinggal diKost) akhirnya di bawa pulang ke pelabuhan Ratu, kini Usia jilan menginjak 6 Bulan...........................
Smart aktivis ini natinya menjadi dinamika perubahan 2 dasawarsa kedepan.....
sesuai namanya : jilan harus menjadi motor penggerak dan nahdiyyin sejati..........

CHATING DENGAN TUHAN

TUHAN: Kamu memanggilKu ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN: Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin
berbincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya
merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk,
sangat sibuk.

TUHAN: Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu
luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru.
Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN: Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan.
Tapi Produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan
waktu, Produktifitas membebaskan waktu.

AKU: Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat
menghidarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan
Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN: Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu,
dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet
ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman
untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi
begitu rumit?

TUHAN: Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja.
Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.

AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah
merasa senang?

TUHAN: Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan
kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa.
Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah
kamu tidak pernah merasa senang.

AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika
ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN: Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi
kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena
ketidakpastian.

TUHAN: Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi
Penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik
selalu menderita?

TUHAN: Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas
tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati
rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu,
hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN: Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru
yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru
pemahamannya.

AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian
itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari
masalah?

TUHAN: Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk
meningkatkan kekuatan mental (Purposeful Roadblocks
Offering Beneficial Lessons (to)Enhance Mental
Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari
perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU: Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami
tidak tahu kemana harus melangkah...

TUHAN: Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan
tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat
keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga.
Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU: Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku
menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN: Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh
orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu
sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa
lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang
berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain
bekejaran dengan waktu.

AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa
tetap termotivasi?

TUHAN: Selalulah melihat sudah berapa jauh saya
berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus
berjalan. Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan
hitung apa yang tidak kau peroleh.

AKU: Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN: Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus
aku?". Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah
bertanya "Mengapa harus aku?".

AKU: Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa
saya disini?

TUHAN: Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah
ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa
saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah
proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam
hidup ini?

TUHAN: Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan.
Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa
depan tanpa rasa takut.

AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa
doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN: Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali
jawabannya adalah TIDAK.

AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN: Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa
takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan
masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKu. Hidup
itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN has signed out.